Guyonan di bawah saya dapatkan pertama kali dari kiriman temen, tepat setelah saya resign dari perusahaan saya yang lama, XL pada bulan Juni yang lalu. Selanjutnya saya liat guyonan ini banyak beredar di millis-milis, mungkin kawan-kawan juga sudah pada pernah baca ...
Saya jadi terbayang betapa berat keputusan untuk meninggalkan XL. Keputusan ini dilalui dengan berbagai pertimbangan yang matang dan waktu yang cukup lama. Berbagai saran dan masukan dari sobat-sobat maupun kakak bercampur jadi satu kebingungan antara resign atau stay. Bagaimana pun juga XL adalah perusahaan pertama saya setelah lulus kuliah dan saya sudah hampir 3 tahun bekerja disana.
Hal-hal yang kiranya menahan saya:
1. XL sedang di tengah-tengah upgrade versi Billing System, dan modul yang saya pegang yaitu Provisioning juga termasuk didalamnya.
2. Janji dari manajemen menjadi naek pangkat dari P1 ke P2 (Janji tinggalah janji)
Hal-hal yang kiranya mendorong saya pergi:
1. Perusahaan baru saya, Tech Mahindra, merupakan World wide System Integrator, dalam bidang selular, yang sudah mempunyai client di berbagai belahan dunia, salah satu clientnya yang paling utama adalah British Telecom di UK. Menurut saya ini adalah batu loncatan yang bagus buat saya.
2. Gaji yang ditawarkan lebih baik dari gaji sekarang (UUD man ....)
3. Naek jabatan tinggalah janji, itu sudah dijanjiin dari setahun yang lalu.
Berbagai pertimbangan tersebut telah menyita waktu hampir sebulan untuk berpikir, dan saat-saat terakhir memutuskan tidur saya ngga pernah nyenyak.
Pada saat saya memutuskan untuk resign, saya langsung pergi ke calon kantor baru saya untuk menandatangani kontrak kerja. Saat itu saya kabur jam 10 pagi dari kantor kemudian balik lagi pas makan siang. Sekembalinya ke kantor XL, saya langsung bilang ke supervisor dengan nada bergetar dan deg-degan setengah mati. Syukurnya supervisor saya tidak pernah menahan anak buahnya, kalau memang itu untuk kemajuan. Namun kata dia semua itu tergantung dari manajemen, apakah ngasi atau tidak. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya tiba saatnya dipanggil dipanggil oleh manager. Pada saat itu manager lumayan kaget, dan belum bisa bilang apa-apa saat itu. Karena sudah sore, beliau kemudian meminta waktu besok pagi untuk ngobrol.
Tak terasa hari sudah berlalu, pagi-pagi begitu nyampe kantor saya langsung dipanggil manager untuk diajak ngobrol di kantin. Di sana saya benar-benar didikte, mulai dari apa sih yang kurang di XL sampe resign, terus apa daya tarik perusahaan baru. Saya hanya jawab apa adanya saja. Saat itu beliau juga menceritakan pengalamannya mulai dari dulu banget waktu XL awal-awal berdiri, beliau sudah kerja di XL dan posisinya sudah sebagai Team Leader, kemudian melanjutkan karir di Logica sebagai konsultan, terus pindah ke Siemens sebagai konsultan juga, lalu setelah 4 tahun di sana balik lagi ke XL sebagai manager BSS-Development. Terus terang uraiannya tentang pengalamannya membuat saya tercengang, sangat mengagumkan. Pada intinya, yang saya tangkep, berbagai ceritanya itu bertujuan untuk menahan saya supaya tetap di XL, namun saya sudah membulatkan tekad untuk resign. Disini saya belum bilang kalo saya sudah tandatangan kontrak. Percakapan kemudian berakhir karena beliau harus menghadiri meeting yang cukup penting dengan vendor.
Kemudian saya balik ke cubical saya dengan perasaan agak lega kalo saya sudah bilang ke manajemen XL bahwa saya mau resign. Beberapa jam kemudian saya dipanggil kembali oleh manajer saya untuk melanjutkan pembicaraan tadi pagi. Saat itu beliau to the point saja, kalau kamu mau stay di sini, saya akan perjuangkan kamu P2 sekarang juga. Pada saat itulah saya bilang kalo saya sudah tandatangan kontrak dan saya juga bilang bahwa beliau adalah seorang manajer/pemimpin yang baik. Saya juga bilang kalo beliau di posisi yang lebih tinggi dari manajer pun masih sangat berkompeten lah. Beliau terlihat sangat kaget kalo saya sudah tandatangan kontrak dan menyalami saya seraya mengucapkan semoga sukses ..... dan percakapan pun berakhir.
Dalam hati saya berpikir, manajer sudah di lalui tinggal Ibu General Manager. Saya buru-buru mempersiapkan surat pengunduran diri untuk kemudian diserahkan ke Ibu GM. Pertama kali menghadap, surat resign saya ditolak, diminta untuk berpikir lebih matang lagi dan diminta kembali lagi saat hari kerja berikutnya untuk memberikan keputusan final. Saat itu saya berkata dalam hati kalo keputusan saya tidak akan berubah. Tapi untuk menghormati beliau saya akhirnya nurut saja. Hari kerja berikutnya, saya menghadap kembali dengan surat yang sama dan keputusan yang sama pula. Setelah beradu argumen panjang lebar, akhirnya beliau menerima surat pengunduran diri saya. Di akhir kata beliau bilang kalau beliau ga akan ngasi surat resign saya ke HRD sampai hari terakhir di XL, siapa tahu saya berubah pikiran.
Semenjak itu, mulailah saya menjalani masa notice period dengan melakukan hand over modul-modul dan aplikasi-aplikasi yang saya pegang. Begitu juga dengan aplikasi-aplikasi in house yang saya bangun, saya terangin fungsi dan source code-nya. Begitu seterusnya hari-hari berlalu, sampailah pada H-2 sebelum hari terakhir saya di XL. Saya mulai mengedarkan exit clearance untuk meminta tanda tangan berbagai departemen sesuai dengan yang tercantum disana. Terus H-1 saya menghadap HRD untuk menyerahkan hasil exit clearence sekaligus mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan pengunduran diri saya. Mereka kaget, karena sampai saat itu belum juga menerima surat pengunduran diri saya. Saya teringat kalau surat resign saya masih ditahan sama Ibu GM. Dengan begitu dianggapnya saya one day notice.
Setelah menjelaskan semuanya, mereka akhirnya mengurus semuanya, mulai dari pemberhentian tunjangan kesehatan, pemberhentian langganan parkir, pembuatan surat referensi, surat keterangan JAMSOSTEK dan asuransi Manulife.
Dan akhirnya hari H sudah tiba, hari terakhir saya di XL. Saya membereskan barang-barang dan dokumen-dokumen yang ada di cubical, mana yang harus dibawa pulang dan mana yang bisa dibuang. Dan di penghujung jam kerja saya mengucapkan selamat tinggal pada segenap teman dan relasi saya di XL.
Singkat kata saya sudah bekerja di perusahaan yang baru, namun ada kabar yang lumayan menggelikan yang saya denger dari kawan-kawan di XL. Mereka bilang kalau manajer saya dulu juga sudah resign, kurang lebih 2 minggu setelah saya cabut. Kenapa saya bilang menggelikan? Karena orang yang menahan saya resign eh ternyata ikutan resign juga ....
Tiba-tiba suatu pagi mantan manajer saya nelpon dan mengatakan kalau dia juga sudah ga di XL lagi, tentunya saya ga begitu kaget, karena sudah tahu sebelumnya dari kawan-kawan. Beliau menawarkan posisi sebagai Java Developer di perusahaannya yang baru, perusahaan multinasional juga, skala project-nya Asia Pasific ataupun Jerman (Basisnya di Jerman). Dalam hati saya berpikir, kalau kesempatan ini sangat menggiurkan, dan saya bingung sampai sekarang ..... he he he .... Resign or Stay?
================
Alkisah ada seorang engineer kenthir bernama Prayitno,ST yg bekerja di pabrik manufaktur elektronik Jepang, ni orang baru aja lolos tes perusahaan KPS Migas dari Eropah (jelas gede duitnya) dan mau resign, berikut ini perdebatannya dengan manajernya kita singkat aja ya, manajer = M, dan Prayitno = P
M = edan kowe yo Prayitno, lagi S-2 dah mau resign, di mana morality kmu?
P = morality saya ikut berlari bersama morality perusahaan, yg nyuruh karyawannya lembur2 melebihi aturan pemerintah ampe sakit tapi tunjangan kesehatan gak full
M = sebenernya mau kmu apa? dimana2 kerja itu sama. Saya udah menjalani 2 company sebelum ini
P = karena kerja dimana2 itu sama, makanya saya gak ragu resign pak, wong sama aja kok, cuma rewardnya yg beda tho.... ya saya pilih yg rewardnya lebih
M = kenapa kmu gak mencoba profesional disini aja, klo alasannya reward, kan nanti karir serta salary kmu juga bakal naik klo kmu bertahan
P = kenapa saya harus nunggu, klo ada company yg nawarin itu skarang?
M = tapi sayang sekali, saya pandang kmu yg paling berpotensi diantara yg lain
P = bapak udah ngomong gitu ke semua engineer yg resign sebelum saya
M = tidak, ini serius, kmu memiliki potensi besar, disini kmu bisa sukses! daripada kmu memulai lagi dari bawah di company lain yg blum ketauan ntar disana kmu bakal sukses ato gak
P = disini juga sama aja saya blum tau bakal sukses apa gak, wong namanya masa depan kok. Sama2 gak ketauan, tapi yg satu awalannya lebih baik, ya pilih yg lebih baik dunk......
M = maksud kmu lebih baik itu apa? money? uang itu bukan segala2nya
P = klo emang begitu ngapain company costdown gaji saya, apa artinya uang segitu untuk mempertahankan eksistensi engineer
M = Kta kan tidak hanya mengejar uang. Klo orientasi kmu hanya uang, kmu hanya mengejar "live". No difference with kambing, Bekerja hanya untuk bertahan hidup, Kmu itu engineer!!!! harus berorientasi pada yg lebih mulia, bekerja untuk berkarya, untuk mengembangkan diri
P = saya pengennya seperti itu, makanya saya resign. Gimana saya mau lepas dari orientasi "live" klo tiap bulan saya harus pusing mikir bayaran kos, pulsa, makan, ngirim ortu, nabung buat merit. Naaaa skarang ada company yg nawarin itu, salary yg membuat saya tenang, tak berpikir lagi tentang "live exixtency". So, boleh dunk saya ambil untuk menaikkan derajat pekerjaan saya
M = Prayitno.... klo kmu ngejar yg lebih baik, gak akan abis2.... selalu ada yg lebih baik. saya sudah mengalaminya di 2 company terdahulu
P = emang gak bakal abis pak.... karena itu, ngapain saya abisin disini? mending saya terus2an dapet yg lebih baik ampe brenti karena cape. lagian Bapak juga nyatanya bisa brenti kan?
M = Nyatanya itu si pak Budi bisa sukses disini sampe level Director, itu karena dia sabar disini
P = pantesan pak Budi tampangnya kaya gitu. Dah nyingkirin brapa orang dia pak buat ke posisi itu? Iya jabatan si Director, tapi mobilnya sama ma manajer di company baru saya. mendingan saya jadi GM disana dunk daripada jadi director disini
M = inilah yg membuat bangsa kta gak maju2. Oportunis. Orang jepang maju karena loyal
P = loyalitas tu kata2 pembenaran buat ngegaji orang dibawah level pendidikannya pak. Betul jepang itu maju. Tapi lihatlah, terjadi ketimpangan karir antara lelaki dan wanita. karena lelakinya gila kerja semua, mereka jarang menemui anaknya, akibatnya istri2 mereka harus mengimbanginya, ngalah keluar dari kerja buat nambal waktu bapak yg hilang untuk anak2nya karena bokapnya lebih cinta kerja daripada mereka. Tanya deh cewek jepang, lelaki jepang tu paling gak romantis. Ce bawa tas berat aja dicuekin
M = tapi dimana responsibility kmu?
P = responsibility tu apa pak? perasaan dulu saya pernah punya, pas awal2 masuk disini, tapi kata2 itulah yg dijadikan pembenaran untuk menindas saya. Atas nama responsibility, saya mengorbankan kesehatan untuk ketepatan schedule launching produk yg jelas2 merupakan percepatan uang masuk ke kantong pemilik saham. Betul, manusia harus punya responsibility. Apa responsibility paling utama? keluarga. Anak dan istri adalah amanah dari Yg Diatas.
M = kmu kurang bersyukur, masih banyak orang yg susah dapet kerjaan
P = saya dah diterima Pak, itu rejeki dari Yg Diatas, Klo gak saya ambil, itu yg namanya gak bersyukur. Yg Diatas itu tau kebutuhan kta. Makanya Dia memberi saya kerjaan baru, mungkin karena kebutuhan saya meningkat. Selain itu, Yg Diatas juga memberi pekerjaan pada satu orang pengangguran yg akan menggantikan posisi saya disini setelah resign
M = EDAN KOWE PRAYITNOOOOO! !!!! kalo gitu aku juga ikutan resign...... ....
P = jgn pak.... anda sudah tua. Cuma bisa ngelamar ke yg sesuai background. Cuma terbatas di sesama manufaktur elekronik hehehhee cacingan deh lo.....
Indonesia suram (?)
2 bulan yang lalu
3 komentar:
Gimana rasanya kerja di Tech Mahindra?
Yah, betul. Janji selalu tinggal janji. Baru diingiat-ingatkan lagi pas mau resign tapi tetap hanya kata-kata manis.
@Sony: Sory baru balas kawan, baru timbul niat lagi ngutak atik blog. Yah yang namanya di billing system telco sama aja pressure-nya, yang penting layak ato tidak bayarannya
@alumni XL: wah kita satu almamater nih, betul kawan ...janji hanya tinggal janji, emang manajemen politikus sejati ==> hanya janji2, pas mau resign aja baru kebakaran jenggot
Posting Komentar