Bali memang dari zaman dulu sudah dikenal serius mengembangkan pariwisata, cuman hal ini terus menerus dirongrong dari dalam dan luar negeri:
1. Terorisme, Bom Bali I dan II, dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi Bom Bali III, IV, V dan seterusnya selama bendera radikalisme terus dibiarkan berkibar di langit yang biru.
2. RUU Pornografi yang serba ga jelas, serba ngawur dan dipenuhi kemunafikan penyusunnya. Coba diperiksa satu-persatu laptop/komputer anggota DPR, periksa hard disk plus internet cache-nya ...keluarkan apa apa isinya, apa anggota DPR berani?? anggota Badan Kehormatan, saya ulangi BADAN KEHORMATAN DPR saja beberapa terlibat skandal sexual, pelecehan perempuan.
3. Pihak luar yang sudah mematenkan beberapa motif kesenian asli Bali
Kemudian ada juga teman yang bilang bersedih hati kalo Bali direduksi menjadi produk wisata, kenapa yang dikembangkan hanya pariwisata?bagaimana dengan bidang lain?
Kalau ada pandangan seperti ini, saya rasa kurang tepat. Kalo kita lihat lagi, sebenarnya yang saat ini cukup berkembang pariwisatanya adalah daerah Bali Selatan (Bangli, Gianyar, Badung, Denpasar, Tabanan dan sekitarnya). Sedangkan kawasan Bali Utara yang didominasi oleh Buleleng, pariwisata disana kurang berkembang, paling hanya Lovina, Yeh Sanih. Disini pertanian masih mendominasi, termasuk di desa saya, karena daerahnya termasuk dataran tinggi, petani di desa saya mengandalkan hasil-hasil perkebunan seperti cengkeh, buah2an (terutama mangga), sebagian kelapa ...
Ada juga di Tabanan di samping statusnya sebagai lumbung beras buat Bali, ternyata sengkedan2 persawahan yang elok menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Jadi disini pertanian sekaligus pariwisata ....
Dan saya setuju pariwisata Bali terus dikembangkan kalo memang daerahnya potensial. Pernah dulu waktu saya SMA ada rencana untuk membangun Sirkuit F1 di Bali, kalo ga salah di daerah Negara yang diprakarsai oleh Tinton Soeprapto. Namun rencana ini ditentang habis-habisan dengan berbagai argumen,teori dan analisis yang saya rasa berlebihan. Akhirnya rencana ini terkubur dalam-dalam sampai sekarang, eh sekarang malah negara tetangga kita, Singapore yang bahkan luasnya lebih kecil dari Bali, menjadi negara pertama di dunia yang menyelenggarakan F1 malam hari. Sepertinya kita kebakaran jenggot ....brapa banyak wisatawan yang datang untuk menyaksikan F1 bersejarah tersebut, brapa banyak devisa yang masuk ke Singapore?
Indonesia suram (?)
4 minggu yang lalu